Diabetes adalah penyakit yang berbahaya dan mematikan
Data milik Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014 menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%).
90% dari total kasus diabetes merupakan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga ditemukan pada anak-anak dan remaja. Hal ini berkaitan erat dengan pola diet tidak seimbang dan kurang aktivitas fisik yang membuat anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Orang yang hidup dengan diabetes tipe 2 memiliki gejala yang begitu ringan. Penderita tidak akan menyadari kondisi kesehatannya tengah terganggu dalam jangka waktu yang lama, sehingga penyakit ini pun cenderung terabaikan. Namun penyakit diabetes tipe 2 akan diam-diam merusak fungsi berbagai organ tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah. Diabetes yang tidak ditanggulangi segera dapat menyebabkan penurunan produktivitas, disabilitas dan kematian dini.
Tes Darah Lengkap, Tes Gula Darah Puasa, Tes HbA1c, dan Tes Urin Rutin. Tes darah lengkap dilakukan untuk melihat ada tidaknya kelainan pada komponen penyusun darah, yang memungkinkan terjadinya resiko anemia, terutama pada pasien DM yang sudah lama, akibat adanya gangguan ginjal
Tes gula darah puasa dilakukan sebagai saranan skrinning dari kemungkinan adanya diabetes, dilihat dari kadar gula darah saat dilakukan pemeriksaan
Tes gula darah dilakukan untuk menilai kemampuan fungsi tubuh seseorang dalam memproses glukosa serta dapat dijadikan acuan dalam diagnosa tipe DM pada pasien
Tes HbA1c dilakukan untuk melihat rata-rata kadar gula darah dalam waktu 2 bulan terakhir, sehingga dapat diketahui apakah pasien memiliki DM yang beresiko mengalami komplikasi (seperti kondisi hiperglikemik yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan jantung)
Tes urin rutin dilakukan untuk melihat kandungan zat yang terbuang melalui urin (glukosa dan keton), sebagai catatan, seseorang yang sehat, di dalam urinnya tidak akan terkandung glukosa dan keton